Sabtu, 09 Mei 2015

SKRIPSICK

Wahai skripsiku,
Kapan engkau selesai,
Berapa banyak revisimu,
Apa lagi yang harus gue lakukan
Untuk mendapatkan pesetujuan dosen buat sidang skripsi?

Alo the readers, bahas soal skripsi emang ndak ada habisnya. Kalo kemaren gue udah share tentang trick and trick mengenai perjalanan skripsi gue (My Skripsong is My Skripsweet), kali ini gue mau share tentang beberapa penyakit yang sering dialami skripsier (baca: pejuang skripsi). Ini fakta bukan mitos, sungguh. Dulu waktu proses skripsi gue berlangsung, beberapa penyakit ini juga sering gue alami sendiri. But, you don’t worry with the illness because I have some medicine for it, hehhehe
The first one is Malesnisitis. You know, gejala penyakit ini diawali dengan menurunnya semangat buat ngerjain skripsi, bawaannya pengen nge-game ajah. Efek samping skripsi jadi molor. Dan kalo udah memasuki stadium 4 (parah banget), cegah dengan minum tablet KORSA (Kobarkan Semangat), soda spirit 1 gelas. Kalo belum sembuh juga, carilah penyemangat kalian. Who is he? Eing ieng....
Ato kalian bisa juga mengatasi jenis penyakit ini dengan mendendangkan syair lagu gue “My Skripsong” yang udah gue posting di My Skripsong is My Skripsweet.
Selain malesnisitis, ada juga Ngelunotromy, gejala ini akan timbul setelah proses bimbingan dengan dosbing (baca: dosen pembimbing). Di mana para skripsier harus menerima kenyataan pahit. Pahit? Mosok iyo? Kalo gue sendiri sih antara seneng plus ngelu. Seneng, karena skripsi gue banyak coretan berarti benar-benar dibaca sama dosbing gue. Ngelu yang berarti skripsi gue masih banyak yang harus diperbaiki. Nah, kalo kalian udah terjangkit ngelunotromy, biasanya tanda-tandanya muka lonjong, alis menukik, tangan menyangga kepala
 
Dan kalo udah begini cegah dengan minum sabaron dan bersyukurinis.
“Hidup itu emang keras..Tapi nggak kejam.. itu semua gimana kita menyikapinya..”-Skripshit
Ada ngelunotromy, ada juga Stressor. Jenis penyakit ini ndak jauh beda dengan ngelunotromy, hanya saja jenis penyakit yang satu ini perlu penanganan yang lebih ekstra jos.  Karena kalo sedikit lengah dalam penanganannya aja, bisa-bisa para skripsier yang udah terjangkit Stressor stadium 4, memutuskan buat beli skripsi-sidang-jadi sarjana-jadi pejabat-mati-masuk neraka-dibakar api skripsi. Nah, buat menghindari hal tersebut gue sarankan minum larutan N-Ach (Need for Achivement) setengah liter. Perlu juga tambahkan asupan refreshing dan minum 3 pil 3D (Dijalani, Dinikmati, Disyukuri).
Insomnia. Mendengar kata ini tentunya the readers udah pada tahu gejalanya. Yes, all right. Gejala dari penyakit ini biasanya mata bengkak, mata sulit buat terpejam, habis itu hidung meler (karena kebanyakan angin malam). Gejala ini sendiri biasanya timbul setelah semangat skripsier buat ngerjain skripsi meledak-ledak, apalagi setelah hasil revisi skripsier di-acc dan disuruh lanjut bab selanjutnya. Ohhh itu rasanya seneng binjo. Saking senengnya tanpa mengenal lelah hingga sang fajar telah berganti sang dewi malam, skripsier ini biasanya masih duduk termenung didepan sebuah layar tancep, dan jari tangan yang tak berhenti mengetik, bawaannya pengen cepet selesai biar cepat bimbingan lagi. 

Kalo udah begini, kalian para skipsier perlu meminum sari bawak (bagi waktu). Ileng lho yo, tubuh kita juga perlu istirahat.
Efek samping dari semangat skripsier yang meledak-ledak buat ngerjain skripsi selain insomnia, biasanya para skripsier ini juga terjangkit virus lupa makan.  Nah kalo udah begini, gue saranin kalian para skripsier, minum tablet PD (Pengendali Diri). Gue sendiri justru bukannya lupa makan, malah porsi makan gue waktu proses skripsi justru dua kali lipat dari porsi makan gue biasanya. Malah kalo kata temen gue (Gendut), porsi makan gue kayak tukang. Cuman yang bikin gue bingung, berat badan gue bukannya naik, justru malah berkurang. Berat badan gue yang biasanya 46-47 kg, justru menurun hingga cuma tinggal 43 kg. Hello kemana perginya makanan yang gue makan? Gue jadi mikir mungkin cacing-cacing penghuni perut gue udah pada besar, dan merekalah yang nyuri makanan gue. (Awas koe cing tak wenehi obat cacing!)
Dan jenis penyakit terakhir yang biasanya diderita skripsier yaitu Kanker (baca: Kantong kering). FYI, buat para skripsier yang anak kos-kosan, yang hidupnya serba pas-pasan, yang engga bawa printer sendiri, kayak gue, harus bolak-balik buat ngeprint naskah skripsi. Apalagi kalo revisi lagi revisi lagi, dan yang parah lagi kalo revisinya berkepanjangan, alamat harus bolak-balik ngeprint terus. Kalo udah begini gue kasih trik jitu, usahakan ketika kita  memperbaiki bagian yang direvisi sama dosbing kita, tidak merubah halaman selanjutnya ataupun halaman sebelumnya. Jadi, intinya kita cuma ngeprint bagian yang direvisi aja, kan hemat. Hehehhehehe
Tapi, kalo cara tersebut ndak bisa dilakukan, kalian para skripsier cuma perlu ingat “Jer basuki mowo beo”. Apa coba artinya? Ada yang tau?
FYI, arti kalimat tersebut kurang lebih seperti ini “Segala sesuatu itu pasti ada biayanya”. Nah, jadi kalo skripsier menderita kanker selama proses skripsi berlangsung, ikhlaskan saja. Hari esok pasti akan ada rezeki yang akan menanti. Hihihihi
Akhir kata kurang lebih seperti itulah jenis penyakit yang sering menyerang para skripsier. Kalo ada jenis penyakit lain yang diderita skripsier, the readers bisa menambahkan di kolom komentar. Thank you. Salam SUKSES (Semangat Usaha mesKipun Situasi sEmakin Sulit) hehhehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar