Wahai skripsiku,
Kapan engkau selesai,
Berapa banyak revisimu,
Apa lagi yang harus gue lakukan
Untuk mendapatkan pesetujuan dosen buat sidang skripsi?
Alo the readers, bahas soal skripsi
emang ndak ada habisnya. Kalo kemaren gue udah share tentang trick and trick
mengenai perjalanan skripsi gue (My Skripsong is My Skripsweet), kali ini gue
mau share tentang beberapa penyakit yang sering dialami skripsier (baca: pejuang skripsi). Ini fakta bukan
mitos, sungguh. Dulu waktu proses skripsi gue berlangsung, beberapa penyakit
ini juga sering gue alami sendiri. But, you don’t worry with the illness
because I have some medicine for it, hehhehe
The first one is Malesnisitis. You know, gejala penyakit
ini diawali dengan menurunnya semangat buat ngerjain skripsi, bawaannya pengen
nge-game ajah. Efek samping skripsi jadi molor. Dan kalo udah memasuki stadium
4 (parah banget), cegah dengan minum tablet KORSA (Kobarkan Semangat), soda
spirit 1 gelas. Kalo belum sembuh juga, carilah penyemangat kalian. Who is he?
Eing ieng....
Ato kalian bisa juga mengatasi
jenis penyakit ini dengan mendendangkan syair lagu gue “My Skripsong” yang udah
gue posting di My Skripsong is My Skripsweet.
Selain malesnisitis, ada juga Ngelunotromy, gejala ini akan timbul
setelah proses bimbingan dengan dosbing (baca:
dosen pembimbing). Di mana para skripsier harus menerima kenyataan pahit.
Pahit? Mosok iyo? Kalo gue sendiri sih antara seneng plus ngelu. Seneng, karena
skripsi gue banyak coretan berarti benar-benar dibaca sama dosbing gue. Ngelu
yang berarti skripsi gue masih banyak yang harus diperbaiki. Nah, kalo kalian
udah terjangkit ngelunotromy, biasanya tanda-tandanya muka lonjong, alis
menukik, tangan menyangga kepala.
“Hidup itu emang keras..Tapi nggak
kejam.. itu semua gimana kita menyikapinya..”-Skripshit
Ada ngelunotromy, ada juga Stressor. Jenis penyakit ini ndak jauh
beda dengan ngelunotromy, hanya saja jenis penyakit yang satu ini perlu
penanganan yang lebih ekstra jos.
Karena kalo sedikit lengah dalam penanganannya aja, bisa-bisa para
skripsier yang udah terjangkit Stressor stadium 4, memutuskan buat beli
skripsi-sidang-jadi sarjana-jadi pejabat-mati-masuk neraka-dibakar api skripsi.
Nah, buat menghindari hal tersebut gue sarankan minum larutan N-Ach (Need for
Achivement) setengah liter. Perlu juga tambahkan asupan refreshing dan minum 3
pil 3D (Dijalani, Dinikmati, Disyukuri).
Insomnia. Mendengar kata ini tentunya the readers udah pada tahu
gejalanya. Yes, all right. Gejala dari penyakit ini biasanya mata bengkak, mata
sulit buat terpejam, habis itu hidung meler (karena kebanyakan angin malam).
Gejala ini sendiri biasanya timbul setelah semangat skripsier buat ngerjain
skripsi meledak-ledak, apalagi setelah hasil revisi skripsier di-acc dan
disuruh lanjut bab selanjutnya. Ohhh itu rasanya seneng binjo. Saking senengnya
tanpa mengenal lelah hingga sang fajar telah berganti sang dewi malam,
skripsier ini biasanya masih duduk termenung didepan sebuah layar tancep, dan
jari tangan yang tak berhenti mengetik, bawaannya pengen cepet selesai biar
cepat bimbingan lagi.
Kalo udah begini, kalian para
skipsier perlu meminum sari bawak (bagi waktu). Ileng lho yo, tubuh kita juga
perlu istirahat.
Efek samping dari semangat
skripsier yang meledak-ledak buat ngerjain skripsi selain insomnia, biasanya
para skripsier ini juga terjangkit virus
lupa makan. Nah kalo udah begini,
gue saranin kalian para skripsier, minum tablet PD (Pengendali Diri). Gue
sendiri justru bukannya lupa makan, malah porsi makan gue waktu proses skripsi
justru dua kali lipat dari porsi makan gue biasanya. Malah kalo kata temen gue (Gendut),
porsi makan gue kayak tukang. Cuman yang bikin gue bingung, berat badan gue
bukannya naik, justru malah berkurang. Berat badan gue yang biasanya 46-47 kg,
justru menurun hingga cuma tinggal 43 kg. Hello kemana perginya makanan yang
gue makan? Gue jadi mikir mungkin cacing-cacing penghuni perut gue udah pada
besar, dan merekalah yang nyuri makanan gue. (Awas koe cing tak wenehi obat
cacing!)
Dan jenis penyakit terakhir yang
biasanya diderita skripsier yaitu Kanker
(baca: Kantong kering). FYI, buat
para skripsier yang anak kos-kosan, yang hidupnya serba pas-pasan, yang engga
bawa printer sendiri, kayak gue, harus bolak-balik buat ngeprint naskah
skripsi. Apalagi kalo revisi lagi revisi lagi, dan yang parah lagi kalo
revisinya berkepanjangan, alamat harus bolak-balik ngeprint terus. Kalo udah
begini gue kasih trik jitu, usahakan ketika kita memperbaiki bagian yang direvisi sama dosbing
kita, tidak merubah halaman selanjutnya ataupun halaman sebelumnya. Jadi,
intinya kita cuma ngeprint bagian yang direvisi aja, kan hemat. Hehehhehehe
Tapi, kalo cara tersebut ndak bisa
dilakukan, kalian para skripsier cuma perlu ingat “Jer basuki mowo beo”. Apa
coba artinya? Ada yang tau?
FYI, arti kalimat tersebut kurang
lebih seperti ini “Segala sesuatu itu pasti ada biayanya”. Nah, jadi kalo
skripsier menderita kanker selama proses skripsi berlangsung, ikhlaskan saja.
Hari esok pasti akan ada rezeki yang akan menanti. Hihihihi
Akhir kata kurang lebih seperti
itulah jenis penyakit yang sering menyerang para skripsier. Kalo ada jenis
penyakit lain yang diderita skripsier, the readers bisa menambahkan di kolom
komentar. Thank you. Salam SUKSES (Semangat
Usaha mesKipun Situasi sEmakin Sulit) hehhehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar