Tampilkan postingan dengan label Muntahan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Muntahan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 Juni 2016

Pesona Negeri Kelapa

Hallo the readers, akan ku ceritakan sepotong kisahku selama 9 bulan terakhir ku hidup di “Negeri Kelapa”. Where is it? Sebuah negeri di ujung utara wilayah Indonesia bagian timur, Kecamatan Morotai Utara, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. Lalu kenapa ku sebut “negeri kelapa”? Jadi gini gaeis, mungkin banyak orang diluar sana yang menjuluki Pulau Morotai sebagai mutiara di bibir Pasifik, namun tidak bagiku, Aku lebih suka menyebut daerah ini sebagai “Negeri Kelapa”. Karena apa? Di mana – mana ada kelapa, men. 
 Dari ujung pulau ke ujung pulaunya lagi, perwujudan pohon kelapa menjadi pemandangan setiap pagiku, siangku, dan malam ku. Bahkan wujud buah kelapa selalu ada dalam setiap menu makan pagi, siang dan malamku. Dan yang tak kalah nikmatnya, buaian daun kelapa yang aduh haii sepoipoi dikala sang surya tengah berada di puncak, buaiannya yang tak kalah pula kala sang surya tenggelam di ufuk barat.
Berkat kelapa pula masyarakat disini dapat menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke Tobelo, Ternate, Tidore, Manado, Makassar bahkan ada pula yang sampai ke Jawa. For your information, mata pencaharian mayoritas masyarakat di sini berladang dan nelayan, banyak dari mereka yang menanami ladang mereka dengan kelapa yang kemudian diolah menjadi kopra, ada juga yang menanaminya dengan cengkeh. Sebuah barang komoditas ekspor dari jaman kedatangan bangsa barat di Indonesia hingga sekarang yang masih memiliki harga jual yang cukup tinggi. Nah, the readers, ada yang cukup unik dari cara berladang masyarakat disini, misalnya ketika memasuki musim tanam padi. Kala itu, liburan semester ganjil. Percaya ka tarada? Kalo padi dapat tumbuh subur di lahan ini. (See the bellow picture)
                           

Dari lahan bekas kebun kelapa inilah benih-benih cinta padi mulai di tabur. FYI, orang Bere-Bere dalam batanam padi, mereka memanfaatkan lahan bekas kebun kelapa. Setelah pohon kelapa dibabat abis, kemudian tanah lahan tersebut ditikam-tikam dengan tongkat kayu hingga terbentuk lobang-lobang kecil kira-kira kedalamannya 20 cm, barulah si benih padi tadi ditabur pada lobang-lobang kecil tadi, si lobang yang telah terisi benih padi, Cuma dibiarkan begitu saja tanpa ditimbun tanah lagi. Dan yang bikin saya heran hingga takjub, awal bulan maret 2016 lalu, kebetulan saya melintas di kebun tersebut, dan subhanallah benih padinya so tumbuh besar-besar hingga petak lahan tersebut bak permadani hijau. Emejing :D
Tradisi ini juga sama ketika panen langsa, di mana pada waktu itu satu kebun langsang yang manen hampir satu desa, bahkan dari desa tetangga juga ada yang ikut.
Kalo dari tadi saya lebih sering menceritakan kehidupan masyarakatnya, sekarang giliranku ceritakan bagaimana pendidikan di sini. Saya harap setelah membaca tulisanku mengenai pendidikan disini, the readers tara usah terheran-heran hingga mulut terbuka lebar, mata melongo. Jangan ya the readers, hehehheheh.
FYI, di Morotai ini saya mengabdikan diriku di dua sekolah yang memiliki basic yang berbeda. Pagi hari ku berbagi ilmu dengan Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Pulau Morotai, sore hari ku berbagi ilmu dengan anak-anak Sekolah Menengah Teologi Kristen Tawakali. Yupzz, di kedua tempat tersebut saya mengajar SEJARAH. Belajar sejarah itu asyik lho gaeis. Kalo ndak percaya sesekali the readers bolehlah mencoba ikut kelas saya, hehehheheh





Singkat cerita, di SMP saya punya dua murid kelas VII yang belum bisa membaca dan menulis, sebut saja SNS dan MDL. Suatu hari Ku adakan ulangan harian sejarah yang pertama. Tet tot, berhubung saya so tau kalo SNS dan MDL tara bisa menulis dan membaca, saya pun memberi mereka ulangan lisan. Satu pertanyaan pun saja ajukan, tapi  mereka tara bisa menjawab, akhirnya saya lanjutkan pertanyaan kedua, mereka juga tara bisa menjawab, hingga sampe pertanyaan terakhir, pertanyaan kelima, hasilnya pun masih sama meraka tara bisa jawab. Yasudahlah, saya akhirnya bertanya kepada mereka “Selama bu Ika mengajar ngoni (red.Kalian), yang ngoni tau apa?” MDL masih tetap saja tara bisa menjawab. Saya berharapa SNS bisa menjawab, sebuah jawaban pun terlontar dari mulut mungil SNS “tukar menukar”. Mendengar jawaban SNS, tenggorokan saya rasanya tiba-tiba serasa tercekik, mata saya pun so mulai berkaca-kaca, suara saya pun so mulai parau, saya pun menyuruh mereka duduk.
Yepzz, memang sebenarnya jawaban SNS tidak terlalu melenceng si, memang pada waktu itu materi yang kita bahas mengenai kehidupan awal manusia, dan tukar-menukar tidak lain arti dari sistem barter yang digunakan pada kehidupan awal manusia dalam mencukupi kebutuhan hidupnya dengan cara menukar barang yang satu untuk mendapatkan barang yang lainnya.
Mulai dari kejadian ini saya berpikir, Ya Allah masih dapatkah saya menjadi partikel cahaya yang mampu menerangi mimpi-mimpi mereka??
Hari demi hari pun berlanjut, saya menawarkan kepada SNS dan MDl untuk bimbingan menulis dan membaca dengan saya setiap sore kecuali hari Kamis, karena saya ada jadwal mengajar di SMTK Siloam Tawakali. Tapi...mereka tara pernah datang. Hingga akhirnya kuputuskan untuk mendatangani kedua orang tua mereka. Awal kedatangan saya di rumah SNS, saya tara bertemu dengan kedua orang tuanya. Di rumah MDL saya hanya bertemu kakak MDL. Hari berikutnya barulah saya bertemu dengan kedua orang tua mereka masing-masing. Ku curahkan permasalahan akademik anak mereka. Dan saya pun meminta bantuan kedua orang tua mereka, untuk mengingatkan mereka supaya datang ke sekolah setiap sore kecuali hari kamis guna bimbingan baca dan tulis dengan saya. Yesss, usaha saya kali ini berbuah manis, mereka berangkat gaesis,,,meski saya harus menunggu kedatangan mereka kurang lebih hampir 1 jam dari waktu yang telah disepakati sebelumnya, tapi tara apa yang penting mereka mau datang buat bimbingan, saya sudah senang. Yes Yes yes..
Dan Alhamdulillah sekarang SNS sudah bisa menulis dan baca meski masih harus pelan-pelan. MDL sekarang juga so tau huruf A-Z meski kalau disuruh mengeja kata-kata masih kesusahan. Tapi puji syukur alhamdulillah setidaknya mereka berdua so ada perkembangan, meski kecil yang penting ada kan the readers.
Nah, the readers singkat cerita yaaa...pagi itu saya turun dari katinting (red.motor otok-otok tara pake kunci tapi bisa nyala, joss gantos ra :D), pagi itu suasana di SMP N 6 Pulau Morotai masih dalam Ujian Nasional, nah tiba-tiba dua muridku kelas IX B menghampiriku “Ibu, bu Ika tara usah pulang ke Jawa eee, kalo bu Ika pulang ke Jawa, bu Ika dibagi dua saja eee, satu di Jawa, satu disini”. Saya Cuma bisa tersenyum mendengar ucapan muridku.kemudian Jahra Peklian memberikan sosiru cantik untukku katanya “Ini buat bu Ika, supaya bu Ika ingat pa torang.”
“Wah,,terima kasih banyak e jahra, sosirunya cantik sekali.”
Sebelum  saya melanjutkan perkataan lagi, toki bel masuk pun berbunyi, percakapan kami pun terhenti.
Sosiru pemberian Jahra
Nah, kalo tadi saya so cerita pengabdianku di SMP N 6 Pulau Morotai, sekarang saya akan ceritakan pengabdianku di SMTK Siloam Tawakali. Lingkungan belajar di SMTK Siloam Tawakali sangat bertolak belakang dengan SMP Negeri 6 Pulau Morotai, kalo di halaman SMP N 6 Pulau Morotai lebih banyak kambing dan sapi berkeliaran, nah kalo di halaman gedung tumpangan SMTK Siloam Tawakali lebih banyak babi dan anjing berkeliaran. Gedung tumpang? The readers pasti bertanya-tanya to?
Jadi gini the readers, SMTK Siloam Tawakali ini belum memiliki gedung sekolah sendiri, alhasil dalam menunjang proses KBM kami pun menumpang di SMP BPD Tawakali. Hal ini pula yang menyebabkan proses belajar di SMTK Siloam Tawakali dimulai pukul 13.00 WIT hingga 18.00 WIT. Sebenarnya kami sudah mendapat bantuan 1 unit gedung sekolah dari pemerintah sejak Desember 2015 lalu, namun sudah sejak Februari 2016 bantuan tersebut terhenti sampai sekarang. Entah kenapa, kami pun belum menerima keterangan lebih lanjut.
Gedung SMTK Siloam Tawakali
Meski torang masih menumpang, tapi puji syukur setidaknya torang masih bisa melangsungkan proses belajar mengajar. Kelas tumpangan torang disini banyak jendelanya, bahkan ada jendela mini juga lho...hehhehehe
Ruang Kelasku
Keterbatasan sapras ini tidak menyurutkan semangat belajar murid-muridku disini. Justru saya acungkan jempol untuk mereka. Bayangkan saja rata-rata jarak tempat tinggal mereka dari sekolah sekitar 1 KM itu pun naik turun bukit, itu pun harus mereka tempuh dengan berjalan kaki kalo tidak ada oto yang lewat. Dan itu berarti supaya mereka tidak terlambat sekolah mereka harus berangkat dari rumah sekitar jam 11’an, di mana sang mentari masih di puncak, dan jangan disamakan panasnya di Morotai sama dengan di Jawa. Di sini kalau siang-siang berjalan satu orang satu matahari gaeis. Panasnya jangan ditanya. Meskipun begitu, semangat murid-muridku untuk meraih cita-cita mereka tak pernah padam dengan panas sang mentari.

Sebuah pernyataan dari muridku di SMTK Siloam Tawakali yang sampai sekarang masih terngiang diingatanku, Albeyatris namanya “kejarlah cita-citamu setinggi langit di atas sana dan sedalam lautan di dalam laut”, katanya.
Di negeri kelapa ini saya tidak hanya mendapatkan sebuah pengalaman yang sangat berharga, tapi saya juga mendapatkan murid-murid yang luar biasa, keluarga, dan sahabat Morut yang super koplak. Tidak ada kata yang bisa kulukiskan untuk pengalaman yang sangat berharga di negeri kelapa ini. Dari merekalah saya belajar akan ketulusan, tanggung jawab, kesederhanaan dan toleransi yang mungkin itu jarang saya dapatkan selama di Jawa. Terimakasih Tuhan telah mengirim dan mengijinkan saya untuk menikmati hidup dan menghirup udara di negeri kelapa ini. Terimakasih juga saya sampaikan pada Kemenristek Dikti serta Unnes yang telah mengirimku ke Morotai. Sungguh, sebuah pengalaman yang akan ku bawa dan ku ceritakan pada anak cucuku kelak bahwa di ujung utara Wilayah Indonesia Timur, alamnya sungguh mempesona serta masyarakat yang wuarbiyasah.

Sabtu, 09 Mei 2015

SKRIPSICK

Wahai skripsiku,
Kapan engkau selesai,
Berapa banyak revisimu,
Apa lagi yang harus gue lakukan
Untuk mendapatkan pesetujuan dosen buat sidang skripsi?

Alo the readers, bahas soal skripsi emang ndak ada habisnya. Kalo kemaren gue udah share tentang trick and trick mengenai perjalanan skripsi gue (My Skripsong is My Skripsweet), kali ini gue mau share tentang beberapa penyakit yang sering dialami skripsier (baca: pejuang skripsi). Ini fakta bukan mitos, sungguh. Dulu waktu proses skripsi gue berlangsung, beberapa penyakit ini juga sering gue alami sendiri. But, you don’t worry with the illness because I have some medicine for it, hehhehe
The first one is Malesnisitis. You know, gejala penyakit ini diawali dengan menurunnya semangat buat ngerjain skripsi, bawaannya pengen nge-game ajah. Efek samping skripsi jadi molor. Dan kalo udah memasuki stadium 4 (parah banget), cegah dengan minum tablet KORSA (Kobarkan Semangat), soda spirit 1 gelas. Kalo belum sembuh juga, carilah penyemangat kalian. Who is he? Eing ieng....
Ato kalian bisa juga mengatasi jenis penyakit ini dengan mendendangkan syair lagu gue “My Skripsong” yang udah gue posting di My Skripsong is My Skripsweet.
Selain malesnisitis, ada juga Ngelunotromy, gejala ini akan timbul setelah proses bimbingan dengan dosbing (baca: dosen pembimbing). Di mana para skripsier harus menerima kenyataan pahit. Pahit? Mosok iyo? Kalo gue sendiri sih antara seneng plus ngelu. Seneng, karena skripsi gue banyak coretan berarti benar-benar dibaca sama dosbing gue. Ngelu yang berarti skripsi gue masih banyak yang harus diperbaiki. Nah, kalo kalian udah terjangkit ngelunotromy, biasanya tanda-tandanya muka lonjong, alis menukik, tangan menyangga kepala
 
Dan kalo udah begini cegah dengan minum sabaron dan bersyukurinis.
“Hidup itu emang keras..Tapi nggak kejam.. itu semua gimana kita menyikapinya..”-Skripshit
Ada ngelunotromy, ada juga Stressor. Jenis penyakit ini ndak jauh beda dengan ngelunotromy, hanya saja jenis penyakit yang satu ini perlu penanganan yang lebih ekstra jos.  Karena kalo sedikit lengah dalam penanganannya aja, bisa-bisa para skripsier yang udah terjangkit Stressor stadium 4, memutuskan buat beli skripsi-sidang-jadi sarjana-jadi pejabat-mati-masuk neraka-dibakar api skripsi. Nah, buat menghindari hal tersebut gue sarankan minum larutan N-Ach (Need for Achivement) setengah liter. Perlu juga tambahkan asupan refreshing dan minum 3 pil 3D (Dijalani, Dinikmati, Disyukuri).
Insomnia. Mendengar kata ini tentunya the readers udah pada tahu gejalanya. Yes, all right. Gejala dari penyakit ini biasanya mata bengkak, mata sulit buat terpejam, habis itu hidung meler (karena kebanyakan angin malam). Gejala ini sendiri biasanya timbul setelah semangat skripsier buat ngerjain skripsi meledak-ledak, apalagi setelah hasil revisi skripsier di-acc dan disuruh lanjut bab selanjutnya. Ohhh itu rasanya seneng binjo. Saking senengnya tanpa mengenal lelah hingga sang fajar telah berganti sang dewi malam, skripsier ini biasanya masih duduk termenung didepan sebuah layar tancep, dan jari tangan yang tak berhenti mengetik, bawaannya pengen cepet selesai biar cepat bimbingan lagi. 

Kalo udah begini, kalian para skipsier perlu meminum sari bawak (bagi waktu). Ileng lho yo, tubuh kita juga perlu istirahat.
Efek samping dari semangat skripsier yang meledak-ledak buat ngerjain skripsi selain insomnia, biasanya para skripsier ini juga terjangkit virus lupa makan.  Nah kalo udah begini, gue saranin kalian para skripsier, minum tablet PD (Pengendali Diri). Gue sendiri justru bukannya lupa makan, malah porsi makan gue waktu proses skripsi justru dua kali lipat dari porsi makan gue biasanya. Malah kalo kata temen gue (Gendut), porsi makan gue kayak tukang. Cuman yang bikin gue bingung, berat badan gue bukannya naik, justru malah berkurang. Berat badan gue yang biasanya 46-47 kg, justru menurun hingga cuma tinggal 43 kg. Hello kemana perginya makanan yang gue makan? Gue jadi mikir mungkin cacing-cacing penghuni perut gue udah pada besar, dan merekalah yang nyuri makanan gue. (Awas koe cing tak wenehi obat cacing!)
Dan jenis penyakit terakhir yang biasanya diderita skripsier yaitu Kanker (baca: Kantong kering). FYI, buat para skripsier yang anak kos-kosan, yang hidupnya serba pas-pasan, yang engga bawa printer sendiri, kayak gue, harus bolak-balik buat ngeprint naskah skripsi. Apalagi kalo revisi lagi revisi lagi, dan yang parah lagi kalo revisinya berkepanjangan, alamat harus bolak-balik ngeprint terus. Kalo udah begini gue kasih trik jitu, usahakan ketika kita  memperbaiki bagian yang direvisi sama dosbing kita, tidak merubah halaman selanjutnya ataupun halaman sebelumnya. Jadi, intinya kita cuma ngeprint bagian yang direvisi aja, kan hemat. Hehehhehehe
Tapi, kalo cara tersebut ndak bisa dilakukan, kalian para skripsier cuma perlu ingat “Jer basuki mowo beo”. Apa coba artinya? Ada yang tau?
FYI, arti kalimat tersebut kurang lebih seperti ini “Segala sesuatu itu pasti ada biayanya”. Nah, jadi kalo skripsier menderita kanker selama proses skripsi berlangsung, ikhlaskan saja. Hari esok pasti akan ada rezeki yang akan menanti. Hihihihi
Akhir kata kurang lebih seperti itulah jenis penyakit yang sering menyerang para skripsier. Kalo ada jenis penyakit lain yang diderita skripsier, the readers bisa menambahkan di kolom komentar. Thank you. Salam SUKSES (Semangat Usaha mesKipun Situasi sEmakin Sulit) hehhehe

Senin, 27 April 2015

My SKRIPSONG is My SKRIPSWEET

Alo The readers, apa kabar? Semoga baek-baek aja. Gue sendiri saat ini sehat walafiat, bisa senyum-senyum sendiri, kentut sambil berdiri, dan gue udah engga migren lagi. Yosh, as you know, I have finished my final project (Skripsi),. Hehehehe
Well, here it goes. I’m a university gradute now, alias seorang sarjana. Eng-ing-eng padahal belum diwisuda. Yosh, meski udah dinyatakan lulus 25 Februari 2015 lalu, tapi gue belum diwisuda men, berasa belum afdol make tu gelar di belakang nama gue... By the way any Busway, ada Busway ditongkrongin wewe. Progress skripsi gue ini engga serta merta berjalan mulus kaya jalan TOL. Banyak rintangan, hambatan, cobaan yang bertui-tubi silih berganti. Pokokmen My Skripsong is My Skripsweet-lah. Hidup emang gak pernah lepas dari masalah, men. Dari sejak lahir sampe mati, kita gak pernah bisa lepas dari yang namanya masalah.  Apa sih masalah? What the meaning of Masalah? Masalah is adanya kesejangan antara kenyataan dan harapan. Bener ura sih???... hhihihihi
Pas bayi, kita punya masalah gak bisa ngomong, kita harus mengatasinya dengan belajar ngomong. Pas sekolah, masalah kita adalah pe-er dan ujian, kita harus mengatasinya dengan belajar. Pas kita kuliah S1, masalah kita adalah SKRIPSI lan piye carane metu seko kampus dengan pujian.Yosh, gue udah mulai nyekrip sejak semester 6. Mulai dari pengajuan judul yang ditolak dosbing gue, karena menurut beliau sudah biasa dan hasilnya kurang memberi manfaat dalam jangka waktu panjang. Hingga sampai akhirnya dosbing gue menyarankan gue untuk ambil R&D aja. Whats?! R&D?? Gue shock, ketika mendengar saran dosbing gue tersebut. Gue cuma bisa bertanya “lha kalo saya ambil R&D kira-kira apa yang mungkin bisa saya kembangkan ya pak?” dosbing gue waktu itu menyarankan bisa mengembangkan materi x atau y. Yang penting kamu kumpulkan data dan referensi yang mendukung terlebih dahulu.” Dan waktu itu gue hanya bisa jawab, “Iya, saya akan pertimbangkan dan saya cari data-datanya terlebih dahulu ya pak.” Secara gue pada saat itu benar-benar buta arah masalah R&D, metopen (baca: metodelogi penelitian pendidikan) yang nyantol dalam ingatan gue lebih banyak kuanti, sedikit kuali, dan R&D? Eeemmm, gue cuma ngerti kalo itu jenis makanan penelitian pengembangan. Gue ndak tau detail langkah-langkah penelitiannya, hUUauuauauua. Terus aku kudu piye YA Allah. Saat itu juga gue langsung menemui Pak Harso (salah satu dosen metopen gue yang pernah nyingung” masalah R&D tapi beliau belum sempat selesai menjelaskan secara detail langkah”nya, karna waktu perkuliahan saat itu sudah habis. Oh dik, sayang sekali.). Gue tanyakan pada beliau mengenai buku-buku tentang pengembangan selain dari buku yang udah gue punya. Alhamdulillah Pak Harso punya bukunya, langsung saja gue catet judul buku, penulis dan penerbitnya. Yes, setidaknya untuk referensi sudah sedikit terbantu, tinggal sms Pak Ashar (pemilik toko buku di Jogja langganan gue) judul buku, penulis dan penerbit, buat nyariin buku yang gue maksud, tersedia di tokonya atau tidak. Alhamdulillah ada, thanks God.
Yosh, akhirnya sudah gue putuskan si Kambing ambil R&D, setelah dipikir, ditimbang dan kemudian diputuskan, sepertinya masukan dari dosen gue ada benernya juga, hehheheheh.
Gue menyadari dengan penuh kesadaran, kalo gue ambil R&D, gue bakal butuh waktu lebih plus extra untuk menyelesaikan SKRIPSI ini. Ura papa penting dilakoni, ojo kakehan dipikir, malah ura dadi- dadi.hahahhahahhah. Pokokmen Semangat.
Saking semangat yang membara dalam pundakku, gue bela-belain waktu liburan minggu tenang ujian, gue engga pulang. Nyambi nyelesain proposal, gue juga nyicil buat draf rancangan product gue. Selama microteaching dan PPL sebenernya SKRIPSI gue agak terabaikan. Meski proposal sudah di-acc sebelum microteaching dimulai. Tapi gue belum mantep aja sama proposal gue. Hingga akhirnya skripsi yang udah lama kudiamkanpun, Ku buka kembali. Gue putuskan menjelang akhir PPL bulan Oktober 2014, setiap Jum’at selesai PPL, gue cus ke semarang. Gue mulai bimbingan formal dengan dosbing gue, mengenai hal tersebut. Selesai bimbingan biasanya gue ngadem dulu di kos, habis itu langsung cus Batang. Pokokmen Unforgetable October-lah, mulai dari sepanjang jalan pantura yang kalo siang-siang panasnya masyaAllah sekali dan pada waktu itu masih juga ditambah pengecoran jalan sepanjang pantura Batang-Semarang. Macet sudah pasti. Bulan Oktober juga yang membuat keberanian gue jadi bertambah. FYI, sebelumnya gue engga pernah berani pulang Batang malem-malem, but semenjak oktober, gue jadi berani. Pokokmen wani ura wani kudu wani. Yes, karena sabtu pagi gue harus kembali ke tempat PPL’an gue.
Now, we are coming back to my skripsweet, yeah. Jadi gini ceritanya, ketika tiba waktunya buat nyetak product gue. Of course, butuh dana buat nyetak product gue. Dan yang jadi masalahnya, gue lagi kanker (baca: kantong kering). Yes, dana beasiswa yang gue andelin belum juga turun, honorarium dari hasil gue ngelesi juga belum turun. Oh my to the God. Terus iki pimen nyetak’e, nek gak tak cetak-cetak, aku gak iso proses validasi produkku Ya Allah. Entah mengapa, mungkin Allah menjawab do’a gue. Keesokan sorenya, gue cek rek. ATM gue.,..... Alhamdulillah dana beasiswanya turun. Terima kasih YA Allah, lagi-lagi Engkau memudahkan jalanku.
And then, on that day, I will give you some tricks. Trik-trik ini buat kamu-kamu yang akan atau sedang nyusun skripsi.

  • Pertama, pilih topik skripsi yang engga susah, dalam arti kamu yakin bisa menyelesaikan sesuai target kamu, bukan selesai tepat pada waktunya lho ya.
  • Kedua, kumpulin bahanmu selengkap mungkin. IKI PENTING BANGET YAKIN!
  •  Ketiga, baek-baeklah sama dosen pembimbing, kalo bisa si sama seluruh dosen. Jaga-jaga aja siapa tau salah satu dari mereka bakal jadi pengujimu dan mungkin salah satu dari mereka bisa bantu memecahkan permasalahan dalam penyusunan skripsi kalian. Ileng lho ada pepatah mengatakan, “ Tak kenal maka tak sayang”. Hehehhe
  • Dan keempat yang paling penting buanget, berdoalah kepada Tuhan yang Maha Esa.
Sebenarnya kalian pasti udah pada tahu trik-trik tersebut. But, I have the most important of all. Masih ada kaitannya dengan nomer tiga sih. Ini beneran. Serius. Sungguh. Kita anggap ini adalah trik pertama. Beginilah caranya: kerjakan skripsi dengan bimbingan secara berselang-seling.
Maksudnya?
Well, jadi gini, bagi kalian yang diberi dua dosbing (baca: dosen pembimbing). Satu dosen (pembimbing I) ngurus masalah materi atau isi skripsi, sedangkan yang lain (pembimbing II) ngurus masalah teknis penulisan. Ketentuan bakunya adalah kalian diminta menyelesaikan bab I-V dengan dosbing I terlebih dahulu, baru ngelanjutin ke dosbing II. Tapi, sebenernya hal itu engga praktis. Akan jadi mimpi buruk bila kalian dapet dosbing I yang OK Ok aja, tapi dosbing II-mu kemudian nemuin bahwa skripsimu harus dirombak total atau kalo perlu malah ganti judul. Horor deh. Nah maka dari itu, bimbingan secara berselang-seling sangat gue sarankan buat kalian. So, kalian bisa bimbingan secara per bab, di mana setelah Bab I kelar dengan dosbing I, segera konsultasi dengan dosbing II. Sambil nunggu revisian dari dosbing II, kalian bisa nyambi konsultasi Bab II dengan dosbing I. Begitu seterusnya sampai skripsi kalian kelar. Atau kalian bisa pake metode lain, seperti minta bikinin skripsi ato diolahin data penelitianmu sama orang lain. Tapi, gue sangat engga nganjurin metode ini. Selain bikin anggaran uang sakumu defisit, kreativitasmu juga jadi engga muncul dan passion-mu buat menuntaskan skripsi jadi berkurang, serta greget skripsi-mu jadi ndak ada, ileng lho skripsi itu ibarat one of your masterpieces. Kecuali kalo kalian ngasih pyoyek kalian itu ke gue. Lumayan bisa dapet duit tambahan. Dan kalo suatu ketika kalian ketahuan, alamat bakal dikutuk jadi babu. Silakan saja pake cara mana yang kalian suka. Toh proses takkan pernah mengkhianati hasilnya.
Lha terus kalo yang diberi cuma seorang dosbing kayak gue? As you know, jurusan di angkatan gue cuma dapet seorang dosbing. Sebernernya satu ato dua dosbing engga masalah asalkan antara dosbing dan si mahasiswa yang terbimbing terdapat kolaborasi yang harmonis. Dan lagi-lagi kembali ke trik nomer 3. Jadi gini, bagi kalian yang dapet seorang dosbing, tentu ndak bisa bimbingan selang-seling seperti yang dapet dua dosbing. Santai saja, gue punya trik jitu buat kalian, dan udah gue praktikkan sendiri, dan hasilnya top cer. Jadi gini, baca cerita gue berikut ini, dijamin ndak bakal rugi. (karna kalian ndak gue suruh bayar, ini gratis, benar-benar gratis, sungguh.)
Pertama, ketika kalian mengajukan Bab I, sambil nunggu dosbing kita revisi Bab I kita juga nyicil buat Bab II, jadi ketika Bab I sudah di acc, Bab II siap diajukan. Nah, tapi yang biasanya jadi momok bagi kita skripsier adalah rasa males yang selalu datang. Biar rasa males itu ndak hinggap dalam diri kita, biasanya gue nyicil buat yang ndak begitu ngasah otak, misal nyicil buat lembar pengesahan, persembahan, kata pengantar, dkk. yang sekiranya bisa dikerjakan tanpa harus berpikir keras. Di saat seperti ini, gue selalu ingat wejangan dari dosen gue Pak Harso, beliau selalu ngendika “minimal satu hari satu lembar.” Pak Bambang, guru sejarah gue waktu SMA juga selalu memberi wejangan “minimal satu hari empat lembar.” (kalau wejengan dari guru SMA gue ini emang agak berat, 4 lembar bro, 1 lembar aja sudah alhamdulillah, tapi yang penting dari wejengan dosen maupun guru gue intinya tiada hari tanpa skripsi, mau berapa lembar pun, yang penting pastikan waktumu selalu ada buat skripsi entah itu mau ½ lembar juga boleh, hehhehehhe). yang penting adakan.
Dan kalo rasa males tetep masih mengandrungi kalian, gue punya resep jitu. Biasanya kalo rasa males itu masih aja hinggap, gue usir paksa dengan matra gue. Bukan, bukan, bukan matra, lebih tepatnya menghibur diri. Yosh, dan inilah syair yang biasa gue dendangkan. Gue beri judul “My Skripsong”
 Yei yei yei yei yeah........
 Perjuanganku akan segera dimulai
 Berayun diatas gelombang revisian
 Dengan semangat membara di dadaku
 Aku akan tetap berjuang melawan skripsi
 Tuk mencari cahaya yang belum pernah ku lihat
 Tak peduli kalau ada yang menertawakanku

 Hasrat yang ada di dalam diriku
 Itu bisa membuatku bersinar
 Entah bagaimana, aura dalam jiwaku
 Aku percaya mampu meraih impianku
 Mengejar sebuah impian
 Walau sang fajar tlah berganti sang dewi malam
 Aku akan tetap berjuang melawan skripsi
 Demi sebuah mimpi yang tak terlihat

 Aku tak memerlukan konsistensi
 Hanya dengan sebuah kerutinan
 Jalan menuju sidang skripsi akan terlihat
 Yei yei yei... Believe in wonderland

 Dan jalan menuju tempat impian akan berada tepat di depan mataku
 Mimpi yang tiada akhir memandu semangatku
 Akan ku raih dengan keyakinan dalam jiwaku
 Yei yei yei... Believe in wonderland

Kalo syair tersebut belum juga ngusir rasa males kalian, gue masih punya resep lagi. Ehhm...kalian bisa jalan-jalan. Jalan-jalan ndak usah jauh-jauh, yang penting happy. Bahagia itu sederhana bukan?
Gua Kreo

Sam Poo Kong
Klenteng Tay Kak Sie
Dan ketika hasil revisian gue udah di acc sama dosbing gue, biar semangat gue tetap OK, biasanya gue ngasih penghargaan diri buat diri gue sendiri. Biasanya gue makan makanan super enak, menurut gue.Hahahhaha 
Oh ya satu lagi, biar ndak males ngerjain skripsi, biasanya gue ngerjainnya ditemenin OLOS pedes barbecue. Itu –loh camilan khas Tegal Laka-Laka, tapi kalian ndak usah jauh-jauh ke Tegal, di simpang tujuh UNNES juga ada.hehhehehhe
Selain olos, kadang-kadang gue juga ditemani soda ocean Blue Vanilla Fruit Panch, cessss enak pokokmen, pikiran jadi tambah fresh buat ngerjain skripsi,hahhahahhahaha
Kedua, menurut dosbing gue dulu, ndak semua dosen juga menguasai semua bidang, ada bidang-bidang tertentu yang masih belum dikuasai sepenuhnya. Nah, silakan kalo misalnya ada hal yang masih belum jelas atau masih ragu, bisa minta bantuan dari dosen lain yang yang sekiranya berkaitan dengan bidang skripsi kalian. Tapi dengan catatan, berhubung kalian ini bukan mahasiswa terbimbingnya, sedangkan beliau yang kalian akan mintai bantuan juga memiliki mahasiswa terbimbing sendiri, maka dari itu sebagai mahasiswa yang baik. Alangkah baiknya, kalo kalian menghubungi beliau terlebih dahulu, kalo misal kalian yang bukan mahasiswa terbimbinganya, mau bimbingan dengan beliau, khusus untuk bidang x saja boleh atau tidak. Dijamin kalo kalian sebelumnya memiliki catatan yang baik di mata dosen tersebut. Pasti beliau akan meng-iya-kan. Well, memang ndak mudah maju ke dosen lain untuk menyerahkan hasil skipsi kita. Dulu gue maju mundur mau minta bantuan Pak Wito dan Pak Tsabit khusus bagian metode penelitian. Tapi gue inget ada pepatah yang mengatakan malu bertanya sesat dijalan.  Kalo gue ndak bimbingan-bimbingan dengan beliau-beliau ini, gue ndak bakal tau bagian mana yang masih perlu diperbahurui. Ku mantapkan hatiku untuk menghubungi beliau-beliau terlebih dahulu, dan yes beliau meng-iya-kan. Yes, thanks God. Kau mudahkan jalanku.
Ketiga, harus tanamkan pada benak kalian dosbing kita itu cuma satu dan yang terbimbing itu bukan cuma kita tok tapi buanyak bahkan lebih dari tujuh. Kalo kalimat ini sudah benar-benar tertanam dibenak kalian, kalian tak akan pernah menghakimi dosbing kalian yang susah ditemui atau lupa ngerevisi skripsi kalian, atau mungkin sekarang revisi X besok revisi Y besoknya lagi mbalik revisi X lagi. Ini wajar sob, karna dosen ndak mungkin mengingat sepenuhnya isi skripsi mahasiswa terbimbingnya satu-satu, apalagi kalo sudah memasuki fase aktif perkuliahan, udah dijamin dosbing kita bakal sibuk bingit. Kecuali isi skripsi-mu benar-benar berkesan bagi dosbing kalian. Nah gimana, biar caranya berkesan? Nah itu! Who knows? May be only the lecturer knows?
As I said previously, ini ada kaitannya dengan nomer 3. Yes, menurut gue mungkin dosen juga akan terkesan dengan kita tidak hanya dari hasil skripsi kita tapi juga dari semangat dalam diri kita sendiri. So, kobarkan semangat kalian gaes. Salam KORSA!
Nah, kalo dosen kita udah punya nilai positif terhadap kita, beliau juga akan enak untuk diajak bimbingan. Anggaplah dosbingmu bukan hanya sekedar dosbing semata, anggap mereka seperti orangtua kita sendiri, cuma bedanya mereka orangtua kita di perkuliahan.
Keempat, jangan jadikan ajang nonton ujian skripsi itu hanya sekedar untuk menanggalkan kewajiban saja. FYI, The readers, di jurusan gue ada ketentuan salah satu syarat kita bisa mengajukan sidang skripsi kalo kita undah nonton sidang skripsi minimal 6x. Nah, mind set seperti itu harus kita rubah. Jadikan ajang nonton sidang skripsi ini sebagai proses belajar kita, masukan  dari berbagai penguji sidang skripsi ini, bisa kita jadikan untuk menilai kesalahan yang sekiranya masih terjadi dalam skripsi kita, misal: kalo masih pake x ternyata salah seharusnya pake Y. In addition, usahan kita nonton sidang skripsi dengan penguji skripsi yang berbeda-beda. Dengan demikian, secara tidak langsung kita dapat memahami karakter dosen masing-masing. Biar tambah mantep, dulu biasanya gue catet masukan para penguji yang sekiranya ada hubungannya dengan skripsi gue. Of course, pada bagian ini kalian memang harus paham benar isi skripsi kalian. Makanya seperti yang udah gue ingetin sebelumnya, jangan pernah minta bikinin skripsi ato diolahin data penelitianmu sama orang lain. Kalau diajarin boleh. Ndak usah sungkan minta diajarin sama teman kalian yang kalian anggap mumpuni (yang penting cara kalian meminta bantuan dengan cara yang baik dan ndak ganggu waktu mereka, ileng yo setiap orang pasti punya pekerjaan masing-masing yang belum tentu kalian tau semua pekerjaan mereka). Sebelumnya gue juga belajar aplikasi olah data SPSS sama teman gue Unyil (anak Jurusan Statistik dan Komputasi UNNES). Gue minta bantuan dia, bisa ndak buat ngajarin gue gunain aplikasi SPSS. Well, dia bisa ngajarin gue setiap sabtu minggu. Dan Alhamdulillah gue bisa, meski baru pada program tertentu saja, tapi setidaknya gue udah berusaha belajar olah data yang bakal gue gunakan dalam skripsi gue. Selain minta bantuan Unyil, gue juga minta bantuan Lina (temen PPL’an gue) buat ngajarin gue nge-desain cover handout gue pake aplikasi Corel Draw X5 dan Adobe Photoshop CS4Back to the fourth point, pokokmen intinya dari point empat ini semakin bervariasi dosen penguji yang kita tonton semakin kita tahu mana letak kesalahan skripsi kita. Tapi jangan terus tambah loyo lho ya, tetep harus KORSA.
Kelima, minta temen yang kalian anggap mumpuni untuk menilai hasil skripsi kalian. Terutama menjelang sidang skripsi, sungguh ini berguna banget. Dan udah gue buktikan sendiri. Yosh, menjelang sidang skripsi itu rasanya? Antara seneng, deg-degan, takut kalo ditanya diluar jangkauan pikiran gue. Yosh, this is the first time I will do a council of minithesis.  Pokoke nerpes banget, serasa kucing mau dipepes (emang ada gitu, kucing pepes?! Syukur koe cing, nakal si.)
Dan dari pada gue menerka-nerka pertanyaan yang sekiranya akan ditanyakan penguji, sampai-sampai gue udah buat 11 pertanyaan sendiri yang sekiranya bakal ditanyakan, gue juga udah nyiapin jawabannya. Tapi, itu belum membuat gue lega. Gue putuskan si Malin Kundang buat minta bantuan beberapa sahabat gue (Bolem, Gendut, Bos Isda) buat etok-etok jadi penguji skripsi gue. Mereka gue suruh tanya pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya menurut mereka nanti bakal dipertanyakan penguji gue sesungguhnya. Terserah mereka mau tanya apapun tentang skripsi gue, gue usahakan waktu jawab pertanyaan mereka, gue udah ndak buka tutup skripsi gue, kecuali kalo pas diminta mereka untuk menunjukkan bukti dari hasil penelitian gue. Dan biar tambah mantep lagi, gue rekam saat gue ditanya macem-macem sama sahabat” gue tadi tentang skripsi gue. Rekaman ini berguna banget gaes, tiap hari menjelang detik-detik menuju sidang skripsi, gue selalu dengerin hasil rekaman suara tersebut. But, the most important from a council of minithesis. Kalo kata Pak Kardi dulu waktu ngasih wejangan ke gue, “Sidang skripsi iku kuncine sing penting iso cerito. Cerito iku yo ura asal cerito, tapi ada dasarnya. Ada teori-teori yang mendukung dari beberapa ahli dalam penelitianmu, dan usahakan ketika pemaparan jangan hanya sekedar baca PPT.” Satu lagi kuncinya sidang skripsi, kalo kata temen gue Acin, “Penting koe sing dadi narasumber ojo dadi tersangka.” 
The last, yang paling penting bangets menurut gue, gue saranin kalian setiap habis Shalat baca Yasin Fadhilah, Surat Al-Waqi’ah, dan Surat Al-Mulk. Melalui Ayat-Ayat Cinta Al-Qur’an tersebut menurut gue yang paling melancarkan jalan perjuangan skripsi gue, dan kita dimudahkan Sang Pencipta...:D
And then Wish me luck, yah, both for my scholarship and job hunting. Dadadddah :D
Eeitzzz satu lagi, gue juga mau ngucapin banyak terima kasih sama seluruh penonton sidang skripsi gue, thanks gaes pokokmen kalian bener-bener teman gue, meski harus nonton dari luar ruangan karna ruangannya ndak nyukup, pokokmen kalian bener-bener teman gue. Thanks for your support and prayer. Terima kasih juga buat Teteh, Ahok, dek Lala, dek Dika pokoke semuanyalah yang ndak sempet dateng, terima kasih atas doanya. Kalian semua pokokmen bener-bener teman-teman gue. Teman yang berbicara lepas tak terbatas, tanpa berfikir ini pantas atau tidak. Teman yang mau menerima gue apa adanya, meskipun gue cuma seadanya. Pokokmen thanks gaes :)